Sejarah Hari Valentine Ternyata Tidak Seindah Yang Dipikirkan

Tanggal 14 Februari setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Valentine atau Valentine’s Day. di hari ini, para kekasih merayakan hubungannya dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya. Hari Valentine identik dengan pemberian sesuatu kepada orang yang terkasih, biasanya coklat, bunga, atau kartu ucapan.

Sebelum Hari Valentine tiba, beragam pernak-pernik dan hiasan khas Valentine marak dijual di pasaran. Pernak-pernik ini biasanya berbentuk hati dengan warna merah dan pink yang mendominasi. Tidak heran jika hampir semua mal atau toko menawarkan diskon khusus menjelang hari Valentine. Restoran dan tempat makan juga menawarkan paket khusus bagi pasangan yang ingin merayakan Hari Valentine sambil makan malam romantis.

Sebagian besar anak muda merayakan Hari Valentine untuk mengungkapkan perasaannya kepada orang yang mereka kasihi. Sedangkan para pasangan merayakan hari kasih sayang ini dengan melakukan ritual romantis dengan pasangannya. Tradisi Valentine sendiri sudah ada bertahun-tahun lamanya. Tapi, apakah Anda tahu sejarah yang melatarbelakangi hari itu?

 

Sejarah Hari Valentine

Ada banyak versi dan spekulasi diantara para sejarawan tentang asal-usul perayaan Hari Valentine. Salah satunya adalah catatan sejarah yang menunjukkan bahwa perayaan Hari Valentine berawal dari festival Romawi Lupercalia yang diadakan pada pertengahan bulan Februari.

Festival ini merupakan tradisi bangsa Romawi kuno yang tidak terlepas dengan hal-hal yang berbau seks. Festival Lupercalia dirayakan untuk menghormati Dewa kesuburan pada zaman pra Romawi dan umumnya dirayakan pada tanggal 15 Februari.

Kebenaran tentang versi sejarah satu ini ditulis oleh J.A. North dalam The Journal of Romance Volume 98 tahun 2008. Festival Lupercalia merupakan tradisi nenek moyang Romawi kuno yang tidak bermoral atau tidak melambangkan kasih sayang sama sekali. Namun, pada waktunya, momen tradisi ini diubah menjadi acara penghormatan kepada Dewa kesuburan.

Festival Lupercalia juga diadakan untuk merayakan kedatangan musim semi. Selain itu, diadakan pula ritual mak comblang yang diadakan dengan lotere. Hingga akhirnya pada abad ke-5, Paus Gelasius I menggantikan Lupercalia dengan Hari St. Valentine. Perayaan kasih sayang yang awalnya dirayakan tanggal 15 Februari pun digeser lebih awal ke tanggal 14 Februari.

Versi lainnya tentang sejarah Hari Valentine (dan yang paling populer) memiliki keterkaitan dengan sosok Santo Valentino. Perayaan Hari Valentine diyakini merupakan penghormatan bagi Santo Valentino atas pengorbanannya dalam menghidupkan rasa cinta dan kasih sayang pada masa Romawi kuno.

Dikisahkan bahwa pada masa Romawi kuno dulu, terdapat seorang pendeta asal Roma bernama Valentino. Masa itu dipimpin oleh Claudius II yang dikenal kejam karena membuat Roma terlibat dalam berbagai pertempuran berdarah. Claudius II sangat ambisius untuk memenangkan peperangan sehingga beliau membentuk tentara yang kuat.

Namun, membentuk sebuah pasukan tentara yang kuat dan tak terkalahkan ternyata tidaklah mudah. Hal ini karena bala tentaranya enggan pergi ke medan perang karena terikat pada istri atau kekasih mereka. Untuk mengatasi hal tersebut, Claudius II kemudian membuat sebuah peraturan yang melarang semua bentuk pernikahan atau pertunangan di Roma.

Namun, Santo Valentino dengan berani menentang peraturan tersebut. Dia berusaha untuk menikahkan pasangan muda secara diam-diam. Tindakan ini akhirnya diketahui oleh Claudius II dan Santo Valentino kemudian ditahan dan dihukum. Tubuhnya dipukul dan akhirnya dipancung pada tanggal 14 Februari 278 Masehi.

Versi sejarah ini lebih dipercaya karena legenda yang beredar menyebar menunjukkan bahwa Valentino meninggalkan catatan perpisahan untuk putri penjaga yang menjadi temannya. Tulisan “From Your Valentine” dalam catatan perpisahan tersebut menjadi populer dan banyak menginspirasi.

Atas pengorbanan dan jasanya, tanggal dimana Santo Valentino dijatuhkan hukuman kemudian diperingati atau dirayakan sebagai hari kasih sayang. Sejak saat itu, tanggal 14 Februari menjadi simbol dan momen dimana para pasangan atau kekasih menyatakan rasa cintanya kepada orang yang disayang.

Hari Valentine identik dengan memberikan hadiah kepada pasangan atau orang yang disukai. Barang yang umumnya diberikan adalah coklat, bunga, kartu ucapan, atau barang-barang kesukaan orang yang disayang.

Salah satu tradisi Valentine yang paling populer adalah menghadiahkan coklat. Makanya, tidak heran jika mal atau toko banyak yang menjual coklat dibalut dengan ucapan romantis dan bungkus berwarna merah atau pink saat menjelang Valentine. Ide menjadikan coklat sebagai hadiah pada Hari Valentine awalnya muncul pada 1868.

Richard Cadbury adalah orang pertama yang memproduksi coklat khusus berbentuk hati sebagai hadiah pada Hari Valentine. Semenjak itu, kini Hari Valentine selalu identik dengan coklat.

Anda kebingungan mencari hadiah yang tepat untuk pasangan Anda saat Hari Valentine. Anda bisa memberikan sebuket bunga kepada pasangan Anda. Bunga yang umumnya diberikan adalah bunga mawar. Hal ini dikarenakan bunga mawar yang sudah menjadi lambanga cinta sejak zaman dahulu kala.

 

Mawar merah kerap digunakan sebagai hadiah kepada pasangan. Ini dikarenakan warna merah pada mawar digunakan untuk menyampaikan emosi yang mendalam, baik itu emosi cinta, kerinduan, atau keinginan. Selain itu, mawar merah juga digunakan untuk menyampaikan rasa hormat, kekaguman atau pengabdian.

Begitulah sejarah Hari Valentine yang perayaannya masih kita rayakan hingga saat ini. Seiring berjalannya waktu, Hari Valentine tidak hanya dirayakan oleh pasangan kekasih saja, namun juga untuk menyampaikan rasa kasih kepada orang tua, teman, saudara, dan sebagainya.